Semarang- Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) telah melakukan kebijakan bekerja dari rumah sejak 16 Maret 2020. Selain bekerja, civitas akademika seperti dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa juga diminta untuk beribadah dan belajar dari rumah sebagai bentuk mengisolasi diri dari kegiatan sosial atau physical distancing.

Hal ini juga berpengaruh bagi para dosen yang memiliki tugas penelitian selain tri darma yang lain (pengajaran, pengabdian kepada masyarakat dan peneladanan). Sebagai peneliti dosen dituntut untuk tetap produktif dalam masa-masa ini. Produktif dalam arti tetap eksis untuk menciptakan dan memanfaatkan inovasi teknologi dalam risetnya.

Hal tersebut yaitu UPGRIS menggelar seminar dalam jaringan (red- Online) yang bertajuk “Inovasi Teknologi di Tengah Pandemi Covid-19” dilaksanakan oleh Pusat Sains dan Teknologi bertujuan untuk memberikan penyegaran dan arahan sehingga para civitas akademika di lingkungan Universitas PGRI Semarang dan perguruan tinggi pada umumnya tetap produktif dan eksis memanfaatkan inovasi teknologi di tengah pandemik Covid-19.

Seminar daring ini diikuti oleh sebanyak 100 peserta di aplikasi Zoom dan 517 peserta di live Streaming Youtube.

Dari sejumlah peserta, total keseluruhannya mencapai 617 peserta yang terdiri dari dosen, mahasiswa, peneliti yang berasal dari berbagai daerah Sabang sampai Merauke.

Dalam kegiatan tersebut dihadirkan pula narasumber Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP Semarang yaitu Dr.rer.nat. AB Susanto M.Sc dan Dr. Muhammad Syaipul Hayat, M.Pd dari Dosen dan Peneliti di Program Studi Pendidikan Biologi FPMIPATI UPGRlS sekaligus sekretaris tim Satgas Covid-19 UPGRIS.

Dalam paparannya, Dr. rer. nat. AB Susanto M.Sc mengatakan tentang Teknologi pendidikan untuk mengantisipasi era industry 4.0 dan Covid-19.

“Tidak bisa bertatap muka bukanlah alasan untuk melaksanakan pembelajaran. Dosen dan mahasiswa harus kreatif di tengah pandemic ini, social media, aplikasi Tik Tok, Youtube, dan Whatsapp dapat dimanfaatkan. Dosen dituntut untuk memiliki kompetensi agar pembelajaran daring menjadi menyenangkan. Mahasiswa pun dituntut untuk turut aktif,” kata AB Susanto dalam pemaparan semimar daring, Minggu (10/05).

Narasumber berikutnya, Dr. Muhammad Syaipul Hayat, M.Pd, menjelaskan tentang Temuan Satgas Covid-19 serta Peluang Penelitian dan Pengabdian di Bidang Saintek.

” Berdasarkan temuan di lapangan, ada beberapa sector kehidupan yang terdampak mulai dari kesehatan, pendidikan, ekonomi, pariwisata, hukum dan agama, jika tidak diatasi akan menyebabkan krisis pada tiga ranah yaitu krisis kesehatan, ekonomi, dan psikologis. Dari temuan tersebut menjadi peluang penelitian dan pengabdian bagi topik sains dan teknologi,”papar Syaiful.

Kali ini, Host dalam seminar yaitu Mega Novita, S.Si., M.Si., M.Nat.Sc., Ph.D selaku Kepala Pusat Sains dan Teknologi LPPM UPGRIS.

Dalam kesempatan itu, Mega Novita menjelaskan bahwa dengan memiliki literasi sains dan teknologi yang tinggi membuat masyakat akan lebih siap dalam menghadapi pandemic Covid-19.

” Sains harus hadir untuk mengatasi masalah yang kita alami saat ini. Kita harus selalu memperkenalkan sains kepada masyarakat sebagai kehidupan yang dekat dengan kita,” kata Mega.

Sementara itu, hasil pendaftaran seminar yang diselenggarakan Pusat Sains dan Teknologi, LPPM Universitas PGRI Semarang didonasikan untuk masyarakat yang terdampak virus Korona covid-19 melalui satgas PVK UPGRIS. Hasil dana yang terkumpul Rp.7.580.000 dan langsung diserahkan dari Mega Novita, S.Si., M.Si., M.Nat.Sc., Ph.D kepada Ir Suwarno Widodo MSi selaku Wakil Rektor IV yang mewakili Ketua tim satgas UPGRIS Arisul Ulumuddin, M.Pd..