Bumi kita hanya satu maka harus kita jaga. Kita tidak boleh merusak lingkungan karena itu milik anak cucu kita. Karena kerusakan lingkungan yang begitu parah maks Upgris mengambil langkah yang radikal. Langkah itu adalah melakukan gerakan tidak menggunakan plastik sekali pakai. Pada pembekalan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Upgris (16/11) para peserta diwajibkan membawa tambler, tempat minum tidak sekali pakai.
Kuliah Kerja Nyata UPGRIS sebagaimana yang disampaikan oleh Arisul Ulumudin, kepala pusat KKN UPGRIS, KKN kali ini mengambil tema “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Literasi Digital Menuju Kelurahan/Desa Tangguh dan Mandiri”. KKN Upgris berkonsentrasi pada bidang pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan pariwisata.
KKN yang diikuti oleh 2095 mahasiswa ini akan menyebar di kabupatan dan kota di Jawa Tengah yaitu Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Pemalang, Kabupaten Demak, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Jepara, Kabupaten Pati.
Sri Suciati, wakil rektor I Upgris memberi motivasi kepada peserta KKN. Sri Suciati menghimbau agar waktu observasi yang panjang bisa digunakan oleh mahasiswa untuk menilik potensi di masyarakat untuk dikembangkan. Sehingga mampu mengembangkan program kerja yang tepat dan saat KKN bisa benar-benar mengena. “Ketika Anda menemukan di sebuah tempat memiliki potensi wisata maka pada tahap ini literasi bisa digunakan untuk mempromosikan, menyebarluaskan sehingga membantu ekonomi masyarakat.” tutur Sri Suciati.
Sri Suciati memberi contoh, ada kampung aggrek. Sebuah kampung yang mengembangkan anggrek hingga mendunia. “Kaum millenial menginfestasikan uangnya untuk jalan-jalan. Maka membuat kampung-kampung tematik menjadi potensial. Di sini Anda bisa membantu warga untuk mengembangkan wisatanya, ekonominya, lingkunganya.”